A. Latar Belakang
Pada dasarnya setiap orang dapat mengalami epilepsi. Setiap orang memiliki otak dengan ambang bangkitan masing-masing apakah lebih tahan atau kurang tahan terhadap munculnya bangkitan. Selain itu penyebab epilepsy cukup beragam; cedera otak, keracunan, stroke, infeksi, infestasi parasit, tumor otak. Epilepsy dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan, umur berapa saja, dan ras apa saja. Jumlah penderita epilepsy meliputi 1-2% dari populasi. Secara umum diperoleh gambaran bahwa insidensi epilepsy menunjukkan pola bimodal: puncak insidensi terdapat pda golongan anak dan usia lanjut.
Factor etiologi berpengaruh terhadap penentuan prognosis. Penyebab utama, ialah epilepsy idopatik, remote symptomatic epilepsy (RSE), epilepsy simtomatic akut dan epilepsy pada anak-anak yang didasari oleh kerusakan otak pada saat peri-atau antenatal. Dalam klasifikasi tersebut ada dua jenis epilepsy menonjol, ialah epilepsy idiopatik dan RSE. Dari kedua tersebut terdapat banyak etiologi dan sindro yang berbeda, masing-masing dengan prognosis yang baik dan yang buruk. (1)
Epilepsy simtomatik yang didasari oleh kerusakan jaringan otak yang tampak jelas pada CT scan atau magetic resonance imaging (MRI) maupun kerusakan otak yang tak jelas tetapi dilatarbelakangioleh masalah antenatal atau perinatal dengan difisit neurologik yang jelas. Semntara itu, dipandang darikemungkinan terjadinya bangkitan ulang pasca-awitan, definisi neurologik dalam kaitannya dengan umur saat awitan mempunyai nilai prediksi sebagai berikut :
· Apabila pada saatlahir telah terjadi deficit neurologik maka dalam waktu 12 bulan pertama seluruh kasus
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud epilepsy ?
2. Sebutkan penyebab dari epilepsy ?
PEMBAHASAN
A. Pengertian Epilepsi
Epilepsy merupakan gangguan susu saraf pusat (SSP) yang dicirikan oleh terjadinya bangkitan (seizure, fit, attact, spell) yang bersifat spontan (Unprovoked) dan berkala. Bangkitan dapat diartikan sebagai modifikasi fungsi otak yang bersifat mendadak dan sepintas, yang berasal dari sekelompok besar sel-sel otak, dominant dari pada proses inhibisi. Perubahan-perubahan di dalam eksitasi aferen, disinhibisi, pergeseran konsentrasi ion ekstraselular, voltage-gated ion-channel opening dan menguatkan sinkroni neuron sangat penting artinya dalam hal inisiasi dan perambatan aktivitas bangkitan epileptic. Aktivitas neuron diatur oleh konsentrasi ion di dalam ruang ekstraselular dan intraselular, dan oleh gerakan keluar masuk ion-ion menerobos membrane neuron.
Epilepsy yang sukar untuk mengendalikan secara medis atau pharmacoresistant, sebab mayoritas pasien dengan epilepsy adalah bersifat menentang, kebanyakan yang sering terserang terlebih dahulu yaitu bagian kepala. Obat yang bisa menenangkan antiepileptic yang standar. Berkaitan dengan biomolekular basis kompleksnya. Sakit kepala yang menyrang sukar sekali untuk diperlakukan secara pharmakologis, walaupun obat antiepileptic sudah secara optimal diberikan, sekitar 30-40% tentang penderita epilepsy yang terjangkit, biasanya pasien melakukan operasi pembedahan untuk menghilangkan rasa sakit sementara. Akan tetapi gejala epilepsy akan timbul sesekali, karena epilepsy sukar untuk dihilangkan rasa sakit kepala yang menyerang.
Setiap orang punya resiko satu di dalam 50 untuk mendapat epilepsy. Penggunaan narkotik dan peminum alcohol punya resiko lebih tinggi. Pengguna narkotik mungkin mendapat seizure pertama karena menggunakan narkotik, tapi selanjutnya mungkin akan terus mendapat seizure walaupun sudah lepas dari narkotik. Di Inggris, satu orang diantara 131 orang menyindap epilepsy. Jadi setidaknya 456000 penyidap epilepsy di Inggris.
Epilepsy dapat menyerang anak-anak, orang dewasa, para orang tua bahkan bayi yang baru lahir, angka kejadian epilepsy pada pria lebih tinggi dibandingkan pada wanita, yaitu 1-3% penduduk akan menderita epilepsy seumur hidup. Di Amerika Serikat, satu diantara 100 populasi (1%) penduduk terserang epilepsy dan kurang lebih 2,5 juta diantraranya telah menjalani pengobatan pada lima tahun terakhir. Menurut World Health Organization (WHO sekira 50 juta penduduk di seluruh dunia mengidap epilepsy (2004 Epilepsy,com).
B. Gejala Epilepsi
· Epilepsi Grand Mal
Epilepsi grand mal ditandai dengan timbulnya lepas muatan listrik yang berlebihan dari neuron diseluruh area otak-di korteks, dibagian dalam serebrum dan bahkan di batang otak dan thalamus, kejang grand mal berlangsung selama 3 atau 4 menit.
· Epilepsy Peti mal
Epilepsy ini biasanya ditandai dnegan timbulnya keadaan tidak sadar atau penurunan kesadaran selama 3 sampai 30 detik, dimana selama waktu serangan ini penderita merasakan beberapa kontraksi otot seperti sentakan (twitch-like), biasanya di daerah kepala, terutama pengedipan mata.
· Epilepsy Fokal
Epilepsy fokal dapat melibatkan hamper setiap bagian otak, bagi regoi setempat pada korteks serebri atau struktur-struktur yang lebih dalam pada serebrum dan batang otak. Epilepsy fokal disebabkan oleh resi organic setempat atau adanya kelainan fungsional.
System saraf merupakan communication network (jaringan komunikasi). Otak berkomunikasi dengan organ-organ tubuh yang lain melalui sel-sel saraf (neuron). Pada kondisi normal, impuls saraf dari otak secara elektrik akan dibawah neurotransmitter seperti GABA (gamma-aminobutiric acid) dan glutamate melalui sel-sel saraf 9neuron) ke organ-organ tubuh yang lain.
Factor mencetus epilepsy :
· Tekanan
· Kurang tidur atau rehat
· Sensitive pada cahaya yang terang (photo sensitive), dan
· Minum minuman keras
· Kejadian paroksismal
Diagnosis banding untuk kejadian yang bersifat paroksismal meliputi sinkrop, migren, TIA (Transentlschaemic Attack), paralysis periodic, gangguan gastrointestinal, gangguan gerak dan breath holding spesll. Diagnosis ini bersifat mendasar
· Epilepsy parsial sederhana
Diagnosis ini meliputi TIA, migren, hiperventilasi, tics, mioklonus dan spasmus hemifasialis. TIA dapat muncul dengan gejala sensorik yang dibedakan dengan epilepsy parsial sederhan. Keduanya paroksimal, bangkitan dapat berupa kehilangan pandangan sejenak dan mengalami penderita lanjut usia.
· Epilepsy parsial kompleks
Diagnosis banding ini berkaitan dengan tingkat kehilangan kesadaran, mulai dari drop anttacks sampai dengan pola perilaku yang rumit. Secara umum diagnosis ini meliputi sinkrop, migren, gangguan tidur, bangkitan non epileptic, narkolepsi, gangguan metabolic dan transient global amnesia.
C. Penyebab Epilepsi
Setelah diagnosa ditetapkan maka tindakan terapeutik diselenggarakan. Semua orang yang menderita epilepsy, baik yang idiopatik maupun yang non idiopatik, namun proses patologik yang mendasarinya tidak bersifat progresi aktif seperti tumor serebri, harus mendapat terapi medicinal. Obat pilihan utama untuk pemberantasan serangan epileptic jenis apapun, selain petit mal, adalah luminal atau phenytoim. Untuk menentukan dosis luminal harus diketahuiumur penderita, jenis epilepsinya, frekuensi serangan dan bila sudah diobati dokter lain. Dosis obat yang sedang digunakan. Untuk anak-anak dosis luminal ialah 35 mg/kg/BB/hari, sedangkan orang dewasa tidak memerlukan dosis sebanyak itu. Orang dewasa memerlukan 60 sampai 120 mg/hari. Dosis phenytoin (Dilatin, Parke Davis) untuk anak-anak ialah 5 mg.kg/BB/hari dan untuk orang dewasa 5-15 mg/kg/BB/hari. Efek phenytoin 5 mg.kg/BB/hari (kira-kira 300 mg sehari) baru terlihat dalam lima hari. Maka bila efek langsung hendak dicapai dosis 15 mg/kg/BB/hari (kira-kira 800 mg/hari) harus dipergunakan.
Efek anti konvulsan dapat dinilai dari “follow up”. Penderita dnegan frekuensi serangan umum 3 kali seminggu jauh lebih mudah diobati dibanding dengan penderita yang mempunyai frekuensi 3 kali setahun. Pada kunjungan “follow up” dapat dilaporkan hasil yang baik, yang buruk atau yang tidak dapat dinilai baik atau buruk oleh karena frekuensi serangan sebelum dan sewaktu menjalani terapi baru masih kira-kira sama. Bila frekuensinya berkurang secara banding, dosis yang sedang dipergunakan perlu dinaikkan sedikit. Bila frekuensinya tetap, tetapi serangan epileptic dinilai oleh orang tua penderita atau penderita epileptic Jakson motorik/sensorik/’march’ sebagai ‘enteng’ atau’jauh lebih ringan’, maka dosis yang digunakan dapat dilanjutkan atau ditambah sedikit. Jika hasilnya buruk, dosis harus dinaikkan atau ditambah dnegan antikonvulsan lain.
· Pemeriksaan pencitraan otak
MRI bertujuan untuk melihat struktur otak dan melengkapid ata EEG. Yang bermanfaat untuk membandingkan hipokampus kanan dan kiri. Disamping itu juga dapat mengidentifikasi kelainan pertumbuhan otak, tumor yang berukuran kecil, malformasi vascular tertentu dan penyakit demielinisasi.
D. Pencegahan Epilepsi
Evaluasi penderita dnegan gejala yang bersifat paroksismal, terutama dengan factor penyebab yang tidak diketahui, memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus untuk dapat menggali dan menemukan data yang relevan. Diagnosis epilepsy didasarkan atas anamnesis dan pemeriksaan klinik dikombinasikan dengan hasil pemeriksaan EEG dan radiologist. Penderita aqtau orang tuanya perlu diminta keterangannya tentang riwayat adanya epilepsy dikeluarganya. Kemudian dilanjutkan dengan beberapa pemeriksaan antara lain :
· Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan ini menapis sebab-sebab terjadinya bangkitan dnegan menggunakan umur dan riwayat penyakit sebagai pegangan. Pada usia lanjut auskultasi di daerah leher penting untuk menditeksi penyakit vascular. Pada anak-anak dilihat dari pertumbuhan yang lambat, adenoma sebasea (tuberous sclerosis) dan organomegali (srorage disease).
· Elektro-ensefalograf
Pada epilepsy pola EEG dapat membantu untuk nenetukan jenis dan lokasi bangkitan. Gelombang epileptiform berasal dari cetusan paroksismal yang bersumber pada sekelompok neuron yang mengalami depolarisasi secara sinkron. Gambaran epileptiform anatarcetusan yang terekam EEG muncul dan berhenti secara mendadak, sering kali morfologi yang khas.
· Pemeriksaan pencitraan otak
MREI bertujuan untukmelihat struktur otak dan melengkapi data EEG. Yang bermanfaat untuk membandingkan hipokampus kanan dan kiri. Disamping itu juga dapat mengidentifikasi kelainan pertumbuhan otak, tumor yang berukuran kecil, malformasi vascular tertentu dan penyakit demielinisasi.
E. Pengobatan Epilepsi
Obat pertama yang paling lazim dipergunakan
(seperti: sodium valporat, Phenobarbital dan phenytoin).
· Ini adalah anjuran bagi penderita epilepsy yang baru
· Obat-obat ini akan memberi efek samping seperti gusi bengkak, pusing, jerawat dan badan berbulu (Hirsutisma), bengkak biji kelenjar dan osteomalakia.
Obat kedua yang lazim digunakan :
(seperti: lamotrigin, tiagabin dan gabapetin)
· Jika tidak terdapat perubahan kepala penderita setelah menggunakan obat pertama, obatnya akan di tambah dengan obatan kedua
· Lamotrigin telah diluluskan sebagai obat pertama di Malaysia
· Obat baru yang diperkenalkan tidak dimiliki efek samping, terutama dalam hal kecacatan sewaktu kelahiran.
A. Kesimpulan
Epilepsy merupakan gangguan saraf pusat (SSP) yang dicirikan oleh terjadinya bangkitan (seizure, fit, attact, spell) yang bersifat spontan (unprovoked) dan berkala. Bangkitan dapat diartikan sebagai modifikasi fungtsi otak yang bersifat mendadak dan sepintas yang berasal dari sekelompok besar sel-sel otak, bersifat sinkron dan berirama.
Penyebab terjadinya epilepsy :
1. Cedera otak
2. Keracunan
3. Infeksi
4. Infestasi parasit
5. Tumor otak
6. Epilepsi idopatik
B. Saran
Saran kami tujuan kepada masyarakat dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi minuman keras yang akibatnya akan mengalami kehilangan kesadaran, karena hal itu merupakan factor utama epilepsy kompleks
Dianjurkan kepada petugas kesehatan untuk tidak melakukan operasi pembedahan sembarangan karena hal itu hanya menghilangkan rasa sakit sementara dan suatu saat gejala epilepsy akan timbul kembali.
(windhamrec.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar